Kamis, 02 Agustus 2018

RUMAH, SEKOLAH ISTIMEWA ANAK

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak - No: 18


Seringkali kita menjumpai sebagian orang tua yang manakala anaknya nakal, mereka langsung melontarkan tuduhan miring kepada pihak sekolahan. Menyalahkan para guru dan mencap mereka sebagai biang kerok kenakalan anaknya. Atau beralasan, “Anak saya nakal karena terpengaruh lingkungan pergaulan teman-temannya”.
Yang jadi pertanyaan, mengapa anak tersebut lebih terpengaruh teman daripada terpengaruh orang tuanya?

Bukankah jasa besar orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya, seharusnya membuat anak lebih terpengaruh orang tua? Terlebih, sejatinya anak-anak menghabiskan waktu sejak 0-18 tahun pertamanya lebih banyak dengan orang-orang terdekatnya dalam keluarga, bukan dengan orang lain. Lalu, mengapa mereka yang baru mengenal orang lain (teman-teman sepergaulan), kok jadi lebih banyak dipengaruhi orang lain ini daripada orang-orang dekat yang ada di keluarganya?

Hal ini tentu menuntut kita untuk lebih berintrospeksi diri, sudahkah rumah menjadi media pendidikan yang baik untuk anak-anak kita?

Rumah memiliki peran yang sangat sentral dalam pendidikan anak. Bisa dikatakan bahwa segala sesuatu bermula dari rumah. Bila pendidikan dalam rumah tidak berjalan atau lemah, maka si anak akan jatuh dalam ‘pendidikan-pendidikan’ di luar rumah yang tidak jelas arahnya. Sehingga lahirlah anak-anak berstatus broken home.

Ayah dan ibunya tidak mengacuhkannya di rumah, karena kesibukan masing-masing. Si ayah bekerja di kantor, sedangkan si ibu juga sibuk berkarir di luar rumah. Akibatnya pendidikan anak di rumah pun terbengkalai. Sehingga anak mencari pelampiasan kasih sayang di luar rumah. ‘Serigala-serigala’ buas pun sudah siap untuk memangsa sang buah hati.

Kata kuncinya, jangan membuat anak tak betah di rumah. Berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup terhadap mereka. Jangan sampai merasa dicuekin oleh orang tuanya.
Intinya, orang tua harus menyiapkan pendidikan yang benar dari dalam rumah, sebelum melepas anaknya ke luar. Maka dalam hal ini, suasana rumah yang islami amat membantu keberhasilan orang tua dalam mendidik putra-putrinya.
Rumah yang islami merupakan wadah pendidikan yang memiliki banyak keistimewaan, di antaranya:

1.Di dalamnya anggoa keluarga bekumpul bersama dalam jangka waktu yang lebih lama. Sehingga terjalin kedekatan pribadi antara anak dengan orang tua dan saudara-saudaranya.

2.Anak dapat melihat teladan dan panutan dalam ucapan maupun perbuatan. Sehingga membantu mereka untuk menirunya.

3.Penyampaian nasehat atau pemberian hukuman di dalam rumah, bukan di hadapan orang banyak, akan lebih besar pengaruh positifnya bagi jiwa anak.

4.Pengawasan yang kontinyu terhadap anggota keluarga dan saling mengawasi di antara sesama. Hal ini akan membangkitkan keberanian untuk menumbuhkan budaya saling menasehati.

5.Memanfaatkan berbagai media islami untuk membantu pendidikan anak.
Tulisan ini bukan sama sekali untuk mengatakan tidak perlunya anak masuk ke sekolahan di luar. Namun tulisan ini hanya untuk menggugah kesadaran kita bersama bahwa rumah adalah sekolah pertama anak yang amat menentukan keberhasilan pendidikan mereka selanjutnya. Semoga bisa menginspirasi!

[ Disadur oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari buku “Mencetak Generasi Rabbani” karya Ummu Ihsan Choiriyyah dan Abu Ihsan al-Atsary (hal. 61-62) dengan berbagai tambahan. ]

Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 22 Muharram 1435 / 25 November 2013

==========
Telegram: https://t.me/ustadzabdullahzaen
Web: https://tunasilmu.com
FB: https://fb.me/UstadzAbdullahZaen/

ADAB MEMBACA AL-QUR’AN – Bagian 1

Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 14


Al-Qur'an bukanlah sembarang buku, namun ia adalah kitab yang teramat istimewa dan paling mulia. Sehingga dalam membacanya pun ada etika dan adabnya. Antara lain:

1. Wajib ikhlas manakala membacanya
Sebab membaca al-Qur'an adalah ibadah. Dan Allah ta’ala memerintahkan agar setiap ibadah dilakukan dengan ikhlas.

Baca: QS. Al-Bayyinah (98): 5.

Namun, amat disayangkan realita berkata lain. Tidak sedikit orang yang membaca al-Qur’an karena motivasi duniawi. Entah agar dipuji, mendapat uang, meraih simpati atau kepentingan duniawi lainnya. Mereka terancam dengan api neraka. Semoga Allah menghindarkan kita semua dari perilaku jelek tersebut. Amien.

2. Berwudhu
Seyogyanya seseorang bila akan menyentuh mushaf al-Qur’an, ia berusaha dalam keadaan suci.[ Mayoritas ulama dari kalangan empat madzhab berpendapat tidak bolehnya seorang insan memegang mushaf melainkan dalam keadaan suci.

Lihat: at-Tarjîh fî Masâ’il ath-Thahârah wa ash-Shalât karya Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul (hal. 83-84).] Dalilnya adalah QS. Al-Waqi’ah (56): 79, juga hadits Nabi shallallahu’alaihiwasallam,

"أَنْ لَا يَمَسَّ الْقُرْآنَ إِلَّا طَاهِرٌ".

“Hendaknya tidak menyentuh al-Qur’an kecuali orang (yang dalam keadaan) suci”. HR. Malik dan dinyatakan sahih oleh Ishaq bin Rahawaih dan al-Albany.

Adapun jika seorang insan membaca al-Qur’an tanpa memegang mushaf, atau dengan kata lain membaca dari hapalan yang ada di kepalanya, maka tidak mengapa insyaAllah jika ia tidak dalam keadaan suci. Dalilnya adalah sebuah hadits yang dituturkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma manakala beliau menginap di rumah Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Kata beliau,

“Di tengah malam Rasulullah shallallallahu’alaihiwasallam bangun, kemudian beliau duduk mengusap dengan tangannya sisa-sisa tidur dari wajahnya. Lalu membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran. Baru kemudian beliau berdiri menuju kantung air wudhu yang tergantung dan berwudhu darinya seraya menyempurnakan wudhunya”. HR. Bukhari dan Muslim.

Kecuali dalam satu kondisi, yakni manakala seorang hamba dalam keadaan junub. Saat itu ia tidak boleh membaca al-Qur’an baik tanpa memegang mushaf, apalagi jika memegangnya. Dalilnya adalah hadits berikut:

"كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقْرِئُنَا الْقُرْآنَ عَلَى كُلِّ حَالٍ مَا لَمْ يَكُنْ جُنُبًا".

”Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam membacakan pada kami al-Qur’an dalam segala kondisi, kecuali jika beliau junub”. HR. Tirmidzy dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu dan dinilai hasan sahih oleh Tirmidzy.

Adapun wanita yang haidh atau nifas, maka diperbolehkan insyaAllah untuk membaca al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, menurut pendapat yang cukup kuat dari sebagian ulama. Sebab tidak diketahui adanya dalil yang jelas yang melarang hal tersebut.[ Baca: Fatâwâ al-Lajnah ad-Dâ’imah (IV/109).]

[Disarikan oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari buku “Kumpulan Kultum Setahun” karya Fu'ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub (II/312-317) dengan beberapa tambahan. ]

Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 23 J. Tsani 1433 / 14 Mei 2012

==========
Telegram: https://t.me/ustadzabdullahzaen
Web: https://tunasilmu.com
FB: https://fb.me/UstadzAbdullahZaen/

Rabu, 01 Agustus 2018

Bagimu Ini Berkah, Bagi Kami Ini Musibah



Untuk judul-judul kajian yang @l@y atau persis seperti judul lagu, lirik lagu atau judul film, itu sejatinya adalah penurunan dan perendahan terhadap ilmu. Itu merupakan bentuk tasyabbuh dengan orang-orang fasiq atau orang-orang kafir. Mohon pemateri/ustadz selektif ketika disodorkan judul materi dari panitia atau EO. Dan syukurnya, EO semodel ini adanya di Jakarta. Bukan sekali atau dua kali melainkan berkali-kali begini.

Alasannya selalu caper untuk orang awam supaya tertarik ikut kajian. Demi melegalisir capernya, maka rela bertasyabbuh pada kefasikan. Seolah-olah, ilmu tidak punya izzah dan kewibawaan dari segi pemilihan judul. Ini justru mengurangi keberkahan, sekalipun nyatanyata hadirin banyak. Kalau menargetkan jumlah, itu bukan dakwah sesungguhnya. Itu dakwah tromol saja. Atau dakwah popularitas. Jelas?

Kalam semacam ini, substansinya, apakah sudah sampai ke EO-EO tersebut? Sudah. Sudah disampaikan keresahan ini oleh para ustadz kibar? Sudah. Sudah ditahdzir oleh ulama? Sudah.

Kenapa masih saja?

Karena itulah akibatnya kalau dai sedia diatur oleh EO dan panitia. Maka, selamat bertasyabbuh dengan simbol kefasikan. Masukkan judul lagu, potongan liriknya dan film ke masjid. Dan kita tanya ke EO nya:

"Afwan, ikhwah, apakah antum memang benar sudah berhijrah?"

Khuthuwat asy-Syaithan.

SAW? GERGAJI? MELIHAT? APA ATUH?



[Repost]
Saudaraku yang sekarang sudah lewat zaman hape 9 digit, mau kah kuberi tahu cara paling hebat dalam mensyukuri smartphone berkeyboardmu?

Jangan singkat shalawatmu!

Bukan kah Allah dan malaikat saja senantiasa bershalawat untuk Rasul-Nya?
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberikan shalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berilah shalawat dan salam kepada beliau." (QS. Al-Ahzab: 56).

dan bukankah janji menggiurkan telah di sampaikan Allah melalui lisan Nabi-Nya?
"Siapa yang bershalawat kepadaku sekali maka Allah akan memberikan shalawat untuknya 10 kali." (HR. Muslim)

Maka apakah yang menghentikanmu kawan?

Yaa.. kan boleh aja disingkat yang penting dibacanya sama -alasan nomor 1

Karena saya belum berilmu banyak, kuy kita tanya orang-orang berilmu aja.

Ibnu Shalah (w. 643 H), ahli hadis penulis kitab mustholah hadis, yang dikenal dengan Mukadimah Ibnu Shalah, menyatakan,

ينبغي له أن يحافظ على كتابة الصلاة والتسليم على رسول الله صلى الله عليه وسلم عند ذكره ، ولا يسأم من تكرير ذلك عند تكرره فإن ذلك من أكبر الفوائد التي يتعجلها طلبة الحديث وكتبته ، ومن أغفل ذلك فقد حرم حظا عظيما

Selayaknya penulis hadis berusaha menjaga penulisan shalawat dan salam untuk Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam ketika menyebut nama beliau. Dan tidak merasa bosan dengan mengulang-ulang tulisan shalawat, ketika mengulang penyebutan nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena ada manfaat besar yang segera didapatkan oleh penulis hadis dan tulisannya. Siapa yang melalaikan hal ini, berarti dia dijauhkan dari keberuntungan yang besar.

Kemudian Ibnu Shalah menyebutkan dua hal yang selayaknya dijauhi:

ثم ليتجنب في إثباتها نقصين :
أحدهما : أن يكتبها منقوصة صورة رامزا إليها بحرفين أو نحو ذلك
والثاني : أن يكتبها منقوصة معنى بأن لا يكتب ( وسلم ) وإن وجد ذلك في خط بعض المتقدمين

"Kemudian hendaknya dijauhi dua penulisan shalawat yang kurang:
Pertama, shalawat ditulis dengan teks yang kurang (singkatan), dengan dibuat rumus dua huruf atau semacamnya.

Kedua, shalawat ditulis dengan kalimat yang kurang maknanya, seperti hanya menulis shallallahu 'alaihi, meskipun semacam ini dijumpai dalam karya ulama masa silam (Mukadimah Ibn Sholah, hlm. 105).

Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H) dalam Tadrib ar-Rawi,

ويكره الاقتصار على الصلاة أو التسليم هنا وفي كل موضع شرعت فيه الصلاة كما في شرح مسلم وغيره لقوله تعالى : ( صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ) …. ويكره الرمز إليهما في الكتابة بحرف أو حرفين كمن يكتب ( صلعم ) بل يكتبهما بكمالها

Dimakruhkan menyingkat shalawat dan salam di sini, dan di setiap kesempatan yang disyariatkan untuk bershalawat. Sebagaimana dinyatakan dalam Syarh Shahih Muslim dan lainnya. Berdasarkan firman Allah, yang artinya, 'Berilah shalawat dan salam kepadanya'….dimakruhkan membuat rumus ketika menulis shalawat, baik dengan satu huruf atau dua huruf, seperti orang yang menyingkat dengan tulisan: صلعم , namun dia tulis secara lengkap (Tadribur Rawi, 2:76).

al-Allamah as-Sakhawi (w. 902 H) mengatakan,

واجتنب أيها الكاتب ( الرمز لها ) أي الصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم في خطك بأن تقتصر منها على حرفين ونحو ذلك فتكون منقوصة – صورة – كما يفعله ( الكتاني ) والجهلة من أبناء العجم غالبا وعوام الطلبة ، فيكتبون بدلا من صلى الله عليه وسلم () أو () أو ( صلعم ) فذلك لما فيه من نقص الأجر لنقص الكتابة

Wahai para penulis, hindarilah rumus untuk shalawat dan salam bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam tulisanmu. Dengan kamu singkat dengan dua huruf atau semacamnya, sehingga teksnya kurang. Sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Kitani dan orang-orang yang awam dengan agama. Mereka menulis singkatan pengganti untuk shallallahu 'alaihi wa sallam dengan huruf ص atau صم, atau صلعم. Penulisan shalawat semacam ini mengurangi pahala karena teksnya tidak lengkap  (Fathul Mughits Syarh Alfiyah al-Hadits, 2:182).

Imam Ibnu Baz (w. 1420 H) dalam Fatwa beliau, ketika ditanya tentang hukum menyingkat shalawat. Beliau mengatakan,

هذا لا ينبغي، بل ينبغي لمن كتب اسم النبي صلى الله عليه وسلم أو نطق به أن يصلي عليه صلاة كاملة يقول: صلى الله عليه وسلم، ولا يقول: (صلعم)، ولا: (ص) فقط، فهذا كسل لا ينبغي، بل السنة والمشروع أن يكتب الصلاة صريحة، فيقول: صلى الله عليه وسلم، أو عليه الصلاة والسلام ؛ لأن الله جل وعلا قال: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

ويقول النبي صلى الله عليه وسلم: ((من صلى علي واحدة صلى الله عليه بها عشراً)) ، وجاء عنه ((أن جبريل أخبره أن من صلى عليه واحدة، صلى الله عليه بها عشراً ومن سلم عليه واحدة سلم الله عليه بها عشراً))، الحسنة بعشرة أمثالها

Semacam ini tidak selayaknya dilakukan. Yang layak dilakukan untuk orang yang menulis nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau menyebut nama beliau, untuk membaca shalawat kepada beliau secara sempurna. Dia tulis lengkap: shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak boleh disingkat: (صلعم) atau huruf (ص) saja. Semacam ini tindakan malas yang tidak selayaknya dilakukan. Yang sesuai sunah, shalawat ditulis jelas, shallallahu 'alaihi wa sallam atau 'alaihis shalatu was salam.
Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Siapa yang bershalawat kepadaku sekali maka Allah akan memberikan shalawat untuknya 10 kali.’ (HR. Muslim)

Nah, gimana? Udahlah sayang kalau masih disingkat dengan SAW, SAW teh apa? Gergaji?
Mulai sekarang jangan pelit-pelit menuliskan shalawat, karena ada pahalanya loh! Terus nanti dibaca orang, dia dapet pahala, kita yang nulis dapet pahala. Sama, ga dibagi-bagi!

🌐 Sumber bacaan: https://konsultasisyariah.com/17512-hukum-menyingkat-tulisan-shalawat-nabi.html

Jumat, 27 Juli 2018

HIJRAH KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA



Di dalam Risalah Tabukiyah, Imam Ibnul Qayyim membagi hijrah menjadi 2 macam. Pertama, hijrah dengan hati menuju Allah dan Rasul-Nya. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu. Macam yang kedua yaitu hijrah dengan badan dari negeri kafir menuju negeri Islam. Di antara kedua macam hijrah ini yaitu hijrah dengan hati kepada Allah dan Rasul-Nya adalah yang paling pokok.

HIJRAH DENGAN HATI KEPADA ALLAH

Allah ta‘ala berfirman,

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ

“Maka segeralah kembali (menaati) pada Allah”. (QS. adz-Dzariyat [51]: 50)

Inti hijrah kepada Allah ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintai-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المُسلِمُ مَن سَلمَ المُسلِمونَ مِن لسانِهِ ويدِهِ، والمُهاجِرُ مَن هجرَ ما نَهى اللَّهُ عنهُ

“Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah”. (HR. Bukhari No. 10 dan Muslim No. 40)

Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’ :

Dari kecintaan kepada selain Allah menuju kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada selain Allah menuju takut kepada-Nya.

Dari berharap kepada selain Allah menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Allah menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdoa kepada selain Allah menuju berdoa kepada-Nya.

Dari tunduk kepada selain Allah menuju tunduk kepada-Nya. Inilah makna firman Allah (yang artinya), “Maka segeralah kembali (menaati) pada Allah”. (QS. adz-Dzariyat [51]: 50) Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat “Laa ilaha illallah”.

Hakikat kehidupan dunia



Allah Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah kehidupan dunia kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir ? “ (QS. Al-An’am: 32). Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia dan akhirat. Hakikat kehidupan dunia adalah sekadar permainan dan senda gurau, permainan dengan anggota badan dan senda gurau dalam masalah hati . Hati akan menjadi bingung dan bimbang karena dunia. Jiwa pun akan berusaha memiliki sesuatu yang dicintai serta memiliki keinginan yang kuat di dalamnya. Akhirnya akan menyebabkan seorang hamba sibuk dengan dunia seperti anak-anak yang asyik dengan mainannya.

Adapun hakikat kehidupan akhirat lebih baik daripada kehidupan dunia. Bagi orang-orang yang bertakwa kehidupan akhirat lebih baik kondisinya maupun sifatnya, serta lebih kekal dan abadi. Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa, menyenangkan dipandang mata, berupa kenikmatan yang bisa dirasakan oleh hati dan juga ruh. Di dalamnya banyak kesenangan dan sukacita. Itu semua tidak bisa dirasakan oleh setiap orang, namun hanya khusus untuk orang-orang bertakwa yang melakukan perintah-perintah Allah dan meninggalkan serta menjauhi larangan-Nya. Dengan kondisi demikan, tidakkah manusia mau berpikir? Tidakkah manusia mau menggunakan akalnya ? Hendaknya mereka menyadari manakah di antara kehidupan dunia dan akhirat yang lebih pantas untuk didahulukan. (Lihat Taisiirul Kariimir Rahman). Akankah kita masih terus menerus menyibukkan diri dengan berlomba memperebutkan dunia?
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm

ANJURAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI PADA HARI JUM‘AT



Dari hadits-hadits tentang keutamaan membaca surat al-Kahfi di atas, menunjukkan dianjurkannya membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at.

al-Munawi mengatakan,

فيندب قراءتها يوم الجمعة وكذا ليلتها كما نص عليه الشافعي

“Dianjurkan untuk membaca surat al-Kahfi di hari Jum‘at atau malam harinya, sebagaimana ditegaskan as-Syafi‘i”.

(lihat Faidhul Qadir [6/257])

Hadits-hadits di atas juga mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at dan cukup 1 kali saja (malam harinya atau siang hari di hari Jum‘at). Anda dapat membaca surat tersebut sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga Maghrib hari Jum‘at karena pergantian hari dalam Islam dimulai sejak terbenamnya matahari.

Berdasarkan keterangan di atas, tidak ada waktu khusus untuk membaca surat al-Kahfi. Anda bisa membacanya selama hari Jum‘at. Anda bisa pilih waktu yang paling longgar, paling nyaman, sehingga bisa membaca dengan penuh perenungan.

Dengan demikian, kita bisa berharap, janji yang Allah berikan bagi orang yang membaca al-Kahfi, yaitu diberi cahaya, berpeluang untuk kita dapatkan.

www.konsultasisyariah.com

BOLEHNYA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI HP

Membaca al-Qur'an melalui HP di saat berhalangan atau kesulitan membawa mushaf bersamanya maka tidak mengapa.

Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- :

“HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf. Bacaan al-Qur'an dari HP memudahkan bagi wanita haid dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya”.

Apakah diharuskan bersuci ketika membaca al-Qur'an melalui HP?

HP tidak dapat dinamakan sebagai mushaf, sedangkan mushaf tidak dibolehkan menyentuhnya kecuali dalam kondisi suci.

Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

لا يمس القرآن إلا طاهر

“Tidak dibolehkan menyentuh al-Qur’an melainkan orang suci”.

(HR. Malik dalam al-Muwaththa' No. 468, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Irwa'ul Ghalil No. 122)

www.islamqa.info

LEBIH UTAMA MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI MUSHAF

Adapun lebih utama membaca al-Qur'an melalui HP atau mushaf?

Maka jawabannya adalah lebih utama melalui mushaf.

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

من سره أن يحب الله و رسوله، فليقرأ في المصحف

“Siapa yang ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka bacalah mushaf”.

(Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 2342. Syaikh al-Albani menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

www.rumaysho.com

MEMBACA AL-QUR'AN BAGAIMANAPUN AKAN MENDATANGKAN KEBAIKAN

‘A'isyah -radhiyallahu ‘anha- meriwayatkan bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Seorang yang lancar membaca al-Qur'an akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca al-Qur'an dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala”.

(HR. Muslim No. 798)

Ingatlah saudaraku -semoga Allah tambahkan hidayah untukmu-,

“Jangan membaca al-Qur'an karena ada waktu luang, tetapi luangkan waktu untuk membacanya”.

“Jadikanlah al-Qur'an satu bagian dari hidupmu, bukan sebagian dari waktu luangmu”.

www.muslim.or.id

Semoga Allah mudahkan Anda untuk bisa membaca surat al-Kahfi dari ayat 1 hingga 110.

Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.

KAPAN WAKTU YANG TEPAT MEMBACA AL-KAHFI DI HARI JUM‘AT?


Soal :

Kapan waktu yang tepat untuk membaca surat al-Kahfi? Apakah di malam atau siang hari?

Terima kasih.

Jawab :

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.

Sebelumnya, kita akan simak beberapa hadits berikut.

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Ka’bah)”.

(HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

“Barang siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at.”

(HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dalam dua hadits di atas, pada hadits pertama, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan, ‘membaca surat al-Kahfi di malam Jum‘at’. Sementara di hadits kedua, beliau menyatakan, ‘membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at.’

Mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib hari Jum‘at.

al-Munawi menukil keterangan al-Hafizh Ibnu Hajar,

قال الحافظ ابن حجر في ”أماليه“ :  كذا وقع في روايات ”يوم الجمعة“ وفي روايات ”ليلة الجمعة“، ويجمع بأن المراد اليوم بليلته والليلة بيومها

Kata al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Amali,

“Anjuran membaca al-Kahfi ada di beberapa riwayat, ada yang menyatakan ‘hari Jum‘at’ dalam riwayat lain ‘malam Jum‘at’. Bisa kita kompromikan bahwa waktu yang dimaksud adalah siang dan malam Jum‘at”.

(lihat Faidhul Qadir [6/258])

al-Munawi juga mengatakan,

فيندب قراءتها يوم الجمعة وكذا ليلتها كما نص عليه الشافعي

“Dianjurkan untuk membaca surat al-Kahfi di hari Jum‘at atau malam harinya, sebagaimana ditegaskan asy-Syafi‘i”.

(lihat Faidhul Qadir [6/257])

Berdasarkan keterangan di atas, tidak ada waktu khusus untuk membaca surat al-Kahfi. Anda bisa membacanya selama hari Jum‘at. Anda bisa pilih waktu yang paling longgar, paling nyaman, sehingga bisa membaca dengan penuh perenungan.

Dengan demikian, kita bisa berharap, janji yang Allah berikan bagi orang yang membaca al-Kahfi, yaitu diberi cahaya, berpeluang untuk kita dapatkan.

www.konsultasisyariah.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm

TERKADANG KITA BELI BUKAN KARENA BUTUH, NAMUN HANYA SEKADAR KOLEKSI & GAYA



Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman,

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.

إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوٰنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”.

(QS. al-Isra' [17]: 26-27)
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻️ Silakan disebarluaskan

PERBAIKILAH DIRIMU



al-Fudhail bin ‘Iyadh -rahimahullah- berkata,

“Hendaknya kamu disibukkan dengan memperbaiki dirimu, janganlah kamu sibuk membicarakan orang lain. Barang siapa yang senantiasa disibukkan dengan membicarakan orang lain maka sungguh dia telah terpedaya”.

(lihat ar-Risalah al-Mughniyah, Hal. 38)

Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata,

“Barang siapa yang mengenali jati dirinya sendiri maka dia akan menyibukkan dengan memperbaikinya daripada sibuk mengurusi aib-aib orang lain.

Barang siapa yang mengenal kedudukan Rabbnya niscaya dia akan sibuk dalam pengabdian kepada-Nya daripada memperturutkan segala keinginan hawa nafsunya”.

(lihat al-Fawa‘id, Hal. 56)

www.al-mubarok.com
__________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.

📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
__________________
♻️ Silakan disebarluaskan

JANGAN REMEHKAN KESOMBONGAN





Secuil kesombongan lebih berbahaya daripada segunung dosa. Karena kesombongan bukan hanya sebuah dosa. Namun ia merupakan pintu untuk dosa-dosa lainnya. Awal kesombongan adalah menolak kebenaran karena hawa nafsu.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat secuil kesombongan”

(Syaikh Abdul Aziz Ath Tharifi, Da'i di Saudi, pernah menjabat sebagai Peneliti Ilmiah di Departemen Masalah Islam di Riyadh.
Courtesy: @twitulama).

Twitter @IslamDiaries
Instagram DiariesImage
Telegram Channel IslamDiaries
YouTube DiariesVision

SATU KAMBING BISA UNTUK QURBAN SATU KELUARGA

Sedikit keanehan yang kami temui pada sebagian orang. Setiap tahun ada yang bergiliran qurban, yang pertama untuk bapaknya, tahun berikut untuk ibunya, lalu tahun berikut dapat giliran anaknya. Padahal sebenarnya satu qurban semisal satu kambing atau 1/7 dari urunan sapi bisa diniatkan untuk satu keluarga. Namun kalau mau berqurban lebih karena jumlah anggota keluarga banyak, maka itu boleh bahkan lebih afdhol. Simak bahasan berikut.

Dalil yang mendukung pernyataan di atas, dari ‘Atho’ bin Yasar, ia berkata,

سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَقَالَ : كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ ، فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ

“Aku pernah bertanya pada Ayyub Al Anshori, bagaimana qurban di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Seseorang biasa berqurban dengan seekor kambing (diniatkan) untuk dirinya dan satu keluarganya. Lalu mereka memakan qurban tersebut dan memberikan makan untuk yang lainnya.” (HR. Tirmidzi no. 1505, shahih)

Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits ini adalah dalil tegas bahwa satu kambing bisa digunakan untuk berqurban satu orang beserta keluarganya, walau jumlah anggota keluarga tersebut banyak. Inilah yang benar.”

Al Hafizh Ibnul Qoyyim dalam Zaadul Ma’ad berkata, “Di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, satu kambing sah untuk qurban satu orang beserta keluarganya walau jumlah mereka banyak.”

Asy Syaukani mengatakan, “Yang benar, qurban kambing boleh diniatkan untuk satu keluarga walaupun dalam keluarga tersebut ada 100 jiwa atau lebih.” Beliau sebutkan hal ini dalam Nailul Author.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam Syarhul Mumthi’ berkata, “Kolektif dalam pahala qurban tidaklah terbatas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berqurban untuk seluruh umatnya. Ada juga seseorang (di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang berqurban dengan satu kambing untuk dirinya beserta keluarganya walau jumlahnya 100.”

Al Lajnah Ad Daimah ditanya, “Ada keluarga terdiri dari 22 anggota. Mereka tinggal di satu rumah dan yang beri nafkah pun satu orang. Di hari Idul Adha yang penuh berkah, mereka berencana berqurban dengan satu qurban. Apakah seperti ini sah atau mesti dengan dua qurban?”

Jawaban para ulama yang duduk di Lajnah, “Jika anggota keluarga banyak dan berada dalam satu rumah, maka boleh saja berqurban dengan satu qurban. Akan tetapi jika bisa berqurban lebih dari satu, itu lebih afdhol.” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 11: 408).

Wallahu waliyyut taufiq.



Lihat pula bahasan Rumaysho.com mengenai Hukum Qurban Secara Kolektif.



Referensi: Fatawa Al Islam Sual wal Jawab no. 45916



@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh, KSA, 9 Dzulqo’dah 1433 H

www.rumaysho.com



Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/2829-satu-kambing-bisa-untuk-qurban-satu-keluarga.html

PERKATAAN SEHARI-HARI DALAM BAHASA ARAB YANG PERLU DIKETAHUI.



Budayakan bahasa Arab dalam kehidupan kita, jangan bahasa eropa aja yang dibudayakan.

1.) ﻧَﻌَﻢْ Na’am Iya

2.) ﻃَﻴَّﺐٌ Thayyib Baiklah

3.) ﺻَﺤِﻴْﺢ Shahih Benar

4.) ﺃَﻧَﺎ Ana Saya (L/P)

5.) ﺃَﻧْﺖَ Anta Kamu (L)

6.) ﺃَﻧْﺖِ Anti Kamu (P)

7.) ﺃَﻧْﺘُﻤَﺎ Antuma Kalian berdua (L)

8.) ﺃَﻧْﺘُﻦَّ Antunna Kalian berdua (P)

9.) ﺃَﻧْﺘُﻢْ Antum Kalian (lebih dari dua orang)

10.) ﻋَﻔْﻮًﺍ Afwan Maaf / Permisi

11.) ﺷُﻜْﺮًﺍ Syukran Terima kasih

12.) ﺷُﻜْﺮًﺍ ﺟًﺰِﻳْﻼً
Syukran Jaziilan Terima kasih banyak

13.) ﺷُﻜْﺮًﺍ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ
Syukran Katsiiran Terima kasih banyak

14.) ﻟَﺎﺷُﻜْﺮَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺍﺟِﺐ       Laa Syukra ‘alaa waajib
Tidak perlu berterima kasih (jawaban syukran) bisa juga menggunakan kata “Afwan”.

15.) ﺃَﺧِﻲ Akhi Saudaraku (L)

16.) ﻳَﺎﺃَﺧِﻲ Yaa Akhi Wahai Saudaraku (L)

17.) ﺃُﺧْﺘِﻲ Ukhti Saudariku (P)

18.) ﻳَﺎﺃُﺧْﺘِﻲ Yaa Ukhti Wahai Saudariku (P)

19.) ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﺈِﺧْﻮَﺓُ
Ayyuhal Ikhwah Wahai Saudara-saudariku

20.) ﺃَﺥٌ Akh Saudara (L)

21.) ٌﺃُﺧْﺖ Ukh Saudari (P)

22.) ﺟَﺰَﺍﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakallah khairan 1
Semoga Allah membalas kebaikanmu (L)

23.) ﺟَﺰَﺍﻙِ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakillah khairan  2
Semoga Allah membalas kebaikanmu (P)

24.) ﺟَﺰَﺍﻛُﻢُ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakumullah khairan3
Semoga Allah membalas kebaikan kalian (P/L)

25.) ﺟَﺰَﺍﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaahullah khairan4
Semoga Allah membalas kebaikannya (L)

26.) ﻭَﺇِيَّاكَ فَجَزَﺍﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Wa iyyak fajazaakallah khairan
Dan Semoga Allah membalas kebaikanmu (L) (jawaban)

27.) ﻭَﺇِيَّاكِ فَجَزَﺍﻙِ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Wa iyyaki fajazaakillah khairan
Dan Semoga Allah membalas kebaikanmu (P)
(jawaban)

28.) ﻭَﺇِيَّاكُمْ فَجَزَﺍﻛُﻢُ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Wa iyyakum fajazaakumullah khairan3
Dan Semoga Allah membalas kebaikan kalian
(jawaban)

29.) ﻭَﺇِيَّاهُ فَجَزَﺍﻩُ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Wa iyyahu fajazaahullah khairan4
Semoga Allah membalas kebaikannya (L)
(jawaban)

30.) ﺻَﺒَﺎﺡُ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ
Shabaakhul Khair Selamat Pagi

31.) ﻃَﺎﺏَ ﻣَﺴَﺎؤُكَ
Thaaba Masaa-uka
Selamat Sore (L)

32.) ﻃَﺎﺏَ ﻣَﺴَﺎؤُكِ
Thaaba Masaa-uki Selamat Sore (P)

33.) ﻳَﺴّّﺮَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺃَﻣْﺮَﻙَ \ ﻳَﺴّّﺮَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺃَﻣْﺮَﻙِ
Yassarallahu amraka / yassarallahu amraki
Semoga Allah memudahkan urusanmu (L) / semoga Allah memudahkan urusanmu (P)

34.) ﻓِﻲْ ﺃَﻣَﺎﻥِ ﺍﻟﻠّٰﻪِ
Fii Amaanillah Semoga dalam perlindungan Allah

35.) ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠِّﻘَﺎﺀِ
Ilal Liqaa’ Semoga bertemu lagi

36.) ﻣَﻊَ ﺍﻟﺴَﻼَﻣَﺔِ
Ma’as Salaamah Semoga selamat / Sampai Jumpa

37.) ﻛَﻴْﻒَ ﺣَﺎﻟُﻚَ
Kaifa Haaluka Bagaimana kabarmu (L)

38.) ﻛَﻴْﻒَ ﺣَﺎﻟُﻚِ
Kaifa Haaluki Bagaimana kabarmu (P)

39.) ﻛَﻴْﻒَ ﺣَﺎﻟُﻜُﻢْ
Kaifa Haalukum Bagaimana kabar kalian (P/L)

40.) ﻛَﻴْﻒَ ﺣَﺎﻟُﻚَ
Kaifa Haaluka Bagaimana kabarmu (L)

41.) ﺃَﻧَﺎ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ
Ana bi-Khairin walhamdulillaah
Segala puji bagi Allah saya baik-baik saja (jawaban atas kaifa haluka/haluki/)

42.) ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻓِﻴْﻚَ
Baarakallahu fiika Semoga Allah memberkatimu (L)

43.) ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻓِﻴْﻚِ
Baarakallahu fiiki Semoga Allah memberkatimu (P)

44.) ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻓِﻴْﻜُﻢْ
Baarakallahu fiikum
Semoga Allah memberkati kalian

45.) ﻭَﻓِﻴْﻚَ ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ
Wafiika Baarakallah
Dan semoga Allah memberkatimu (L) (jawaban)

46.) ﻭَﻓِﻴْﻚِ ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ
Wafiiki Baarakallah
Dan semoga Allah memberkatimu (P) (jawaban)

47.) ﻭَﻓِﻴْﻜُﻢ ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ
Wafiikum Baarakallah
Dan semoga Allah memberkati kalian(jawaban)

48.) ﺷَﻔَﺎﻩُ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻭَﻋَﺎﻓَﺎﻩُ
Syafaahullah wa ‘afaahu
Semoga Allah menyembuhkan dan memberikannya kesehatan (dia: L) bagi gender (P) huruf ﻩُ ganti jadi ﻫَﺎ

49.) ﺷَﻔَﺎﻩُ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻭَﻋَﺎﻓَﺎﻩُ
Syafaahullah wa ‘afaahu
Semoga Allah menyembuhkan dan memberikannya kesehatan (dia: L) bagi gender (P) huruf ﻩُ ganti jadi ﻫَﺎ

50.) ﺷَﻔَﺎﻙَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻭَﻋَﺎﻓَﺎﻙَ
Syafaakallah wa ‘afaaka
Semoga Allah menyembuhkanmu dan memberikanmu kesehatan (L)

51.) ﺷَﻔَﺎﻙِ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻭَﻋَﺎﻓَﺎﻙِ
Syafaakillah wa ‘afaaki
Semoga Allah menyembuhkanmu dan memberikanmu kesehatan (P)

52.) ﻣَﺠْﻨُﻮْﻥٌ Majnun Gila

53.) ﻣَﺮِﻳْﺾٌ Mariidh Sakit

54.) ﻻَﺑَﺄْﺱَ ﻃَﻬُﻮْﺭٌ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ
Laa ba’sa thahuurun insya Allah
Tidak mengapa,semoga sakitmu ini membuat dosamu terhapus,insya Allah (HR. Bukhari)

55.);ﻻَﺑَﺄْﺱَ Laa ba’sa Tidak apa-apa / mengapa

56.) ﻃَﺎﻟِﺐُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ
Thaalibul ‘Ilmi Pentuntut Ilmu

57.) ﺗَﻔَﻀَّﻞْ tafadhdhal Silahkan (L)

58.) ﺗَﻔَﻀَّﻠِﻲْ tafadhdhaliy Silahkan (P)

59.) ﺗَﻔَﻀَّﻠُﻮْﺍ tafadhdhalu
Silahkan (jamak)
.
Sumber:
grup WhatsApp Ustadz abu Muhammad Agus Waluyoحفظه الله تعا لى
♻ diposting dan disebarkan kembali digrup WhatsApp 📲Info Kajian Purbalingga

•••═══ ༻✿༺═══ •••
Forum Kajian Purbalingga
[Info Kajian Purbalingga,Peduli Muslim & Team Resik Resik Masjid]

Kamis, 26 Juli 2018

Kegundahan hati...

Kegundahan hati...

✍Hati merupakan pusat perasaan manusia.
Hati yang menjadikan manusia senang dan sedih.
Allah yang menjadikan manusia seperti itu.
Dan Allah-lah yang menciptakannya.

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ
"Dan bahwasanya Dialah (Allah) yang menjadikan orang tertawa dan menangis." [An-Najm 43]

Hati adalah salah satu anugerah Allah yang tidak ternilai harganya bagi manusia. Dengan hati, manusia dapat merasakan suka, duka, bahagia, derita, kecewa, bangga, dan lain-lain. Dengan hati, manusia dapat membuat kehidupan ini penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Memang, hati adalah keajaiban yang senantiasa menuntun manusia pada cahaya. Namun, hati pun dapat terluka dan menderita penyakit yang sangat membahayakan pemiliknya.

Namun demimikian, Allah telah memberikan obat untuk menghilangkan kegundahan hati.
Amalan-amalan yang bisa menghilangkan kegundahan itu diantaranya,

▶Dzikrullah.
Allah berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”[Ar-Ra'd 28]

▶Memperbanyak membaca firman-Nya, yaitu Al-Qur'an.
Allah berfirman,

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”[Az-Zumar 23]

▶Mendekatkan diri taqarrub kepada Allah dengan sholat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ .
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar"(Al-Baqarah : 153)

▶Memperbanyak doa.
Karena sedih dari Allah, maka yang dapatkan menfhilangkan dengan mudah juga Allah.

Abdullah bin masud berkata, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
Barangsiapa yang tertimpa kegundahan lalu membaca doa ini,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (anak keturunan nabi Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa, istri nabi Adam). Ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, Qodho-Mu (takdir dan ketetapan-Mu) kepadaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku”,
pasti Allah akan menghilangkannya dari hatinya."(HR. Ahmad, dishohihkan Al-Albani dalam silsilah Ash-Shohihah, 191).

Nabi juga mengajarkan doa yang lain untuk menghilangkan kesedihan,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal-hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, sifat lemah dan malas, kikir dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR. Al-Bukhori).

▶Menjauhi maksiyat dan memperbanyak amal kebaikan.

Berkata Al-Imam Ibnul Qoyyim رحمه اله,

 ‏تحصل الهموم والغموم والأحزان من جهتين :
احداهما: الرغبة فى الدنيا والحرص عليها
والثانى : التقصير فى أعمال البر والطاعة.
#عدة_الصابرين‬⁩ ٢٦٥/١
Munculnya kegundahan, kegelisahan dan kegundahan itu berasal dari dua hal:
▶Pertama: karena kecintaan kepada dunia dan teelalu ambisi dengannya
▶Kedua: karena sedikitnya melakukan kebajikan dan dan ketaatan
📚Uddatus shobirin 1/265

Wallahu a'lam

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

       ✏📚✒.💞..🌹

Masalah dan Ujian yang Menjadi Berkah Kehidupan💦




Saudaraku perhatikanlah
Kecelakaan dahsyat itu
Sering terjadi di jalan yang besar dan mulus
Daripada jalan yang kecil sedikit berbatu

Apakah kehidupanmu selalu mulus?
Apakah sedikit beriak dan sedikit bergelombang?
Engkau akan tahu kenapa ada masalah
Engkau akan tahu hikmah ujian

Jika hidupmu selalu mulus
Sedangkan engkau tak kenal Allah
Jangan-jangan itu adalah ISTIDRAJ

Istidraj yaitu Allah berikan dunia kepadamu
Engkau hanya bersenang-senang saja
Tapi hakikatnya Allah sudah tidak peduli padamu
Nantikanlah balasannya di hari kiamat
“Bersenang-senanglah” sebentar saja

Istidraj itu
Bisnismu lancar dan omset meningkat
Tapi engkau lalaikan shalat
Karir dan jabatan terus meninggi
Tapi tidak menutup hijab
Bagaikan ibu yang memberikan gadget pada anak kecilnya
kemudia ia berkata “mainlah sepuas nak, seharian”

Justru terkadang kita butuh “cubitan kasih sayang”
Ujian yang menimpa adalah tanda kasih sayang

Dalam hadits,

وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridha (menerimanya) maka Allah akan meridhainya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”( HR. At-Tirmidzi)

Ujian juga adalah tanda kebaikan dari Allah
Dalam hadits,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396)

Demikian semoga bermanfaat

@ Yogyakarta Tercinta

📝Penyusun : Raehanul Bahraen

Kalimat simpanan di Surga


CATATAN UNTUK DAKWAH GAUL



ADAB BRO, ADAB...

JANGAN KATAKAN ALLAH SO SWEET, NABI MUSA PREMAN, IBUNDA AISYAH CEWEK GAUL...

بسم الله الرحمن الرحيم

Sungguh sangat disayangkan, sebagian orang lebih mementingkan adab kepada manusia, padahal adab yang lebih wajib diperhatikan adalah adab kepada Allah 'azza wa jalla dan syiar-syiar-Nya.

Bahkan dakwah pada hakikatnya mengajak manusia mengagungkan dan memuliakan Allah 'azza wa jalla dan syiar-syiar-Nya.

Karena itulah dakwah yang paling utama adalah mengajak manusia kepada tauhid dan melarang syirik, karena hakikat tauhid adalah pengagungan dan pemuliaan kepada Allah 'azza wa jalla, sedang syirik adalah penghinaan dan pelecehan kepada Allah 'azza wa jalla.

Allah 'azza wa jalla berfirman,

مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Mereka (kaum musyrikin) tidak memuliakan Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [Al-Hajj: 74]

Dakwah juga mengajak manusia beribadah kepada Allah 'azza wa jalla dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan ibadah dasarnya adalah cinta dan pengagungan kepada Allah 'azza wa jalla.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

والعبادة بمفهومها العام هي التذلل لله محبة وتعظيماً بفعل أوامره واجتناب نواهيه على الوجه الذي جاءت به شرائعه

“Ibadah dalam arti yang umum adalah merendahkan diri kepada Allah dengan penuh cinta dan pengagungan seraya menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan cara yang sesuai dengan syari’at-Nya.” [Syarhu Tsalatsatil Ushul, hal. 39]

Dakwah juga mengajak manusia mengagungkan syiar-syiar Allah 'azza wa jalla, dan termasuk syiar Allah adalah memuliakan para nabi dan rasul 'alaihimussalaam serta para sahabat dan istri-istri Nabi Muhammad shallallaahu'alaihi wa sallam.

Allah 'azza wa jalla berfirman,

ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

"Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu berasal dari ketakwaan hati." [Al-Hajj: 32]

Maka orang yang hatinya bertakwa pastilah mengagungkan Allah 'azza wa jalla dan syiar-syiar-Nya, sehingga ia tidak berbicara tentang Allah, para rasul-Nya, para sahabat dan istri-istri Nabi Muhammad shallallaahu'alaihi wa sallam, kecuali dengan bahasa-bahasa pemuliaan dan adab yang baik.

Simak Selengkapnya:

https://web.facebook.com/sofyanruray.info/videos/1051065575042924/

https://youtu.be/o3zF4sWaGYQ

👉🏾 SUBSCRIBE YOUTUBE
http://bit.ly/sofyanruray

👉🏾 FOLLOW INSTAGRAM
http://bit.ly/igsofyanruray || http://bit.ly/igtaawundakwah

👉🏾 JOIN TELEGRAM
http://t.me/sofyanruray || http://t.me/taawundakwah || https://t.me/kajian_assunnah || https://t.me/kitab_tauhid

👉🏾 LIKE FACEBOOK
www.fb.com/sofyanruray.info || www.fb.com/taawundakwah

👉🏾 IKUTI TWITTER
https://twitter.com/sofyanruray

👉🏾 KLIK WEBSITE
www.sofyanruray.info || www.taawundakwah.com

👉🏾 INSTAL ANDROID
http://bit.ly/androidsofyanruray

👉🏾 GABUNG GROUP WA
08111377787

KALA MALAS MENGHAMPIRI


Iman seorang Muslim berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu.

Iman dapat bertambah dengan ketaatan, berkurang karena perbuatan maksiat.

Di antara penyebab turunnya keimanan adalah mengikuti rasa malas.

Ya, rasa malas yang muncul ketika akan melakukan ketaatan.

Jiwa berkata,

"Sudahlah, istirahat dulu, hari ini gapapa gak sholat Sunnah dulu, kan cuma Sunnah, ga berdosa ".

Atau ia berbisik,

" Baca Al-Qu'rannya besok lagi saja, beberapa hari lalu kan sudah banyak".

Atau kadang membujuk,

" Nggak ikut kajian dulu deh hari ini, kan capek nih. Butuh istirahat biar seger. "

Jika suatu saat kita mendengar itu di dalam jiwa kita, maka jangan dituruti.

Lawan dan lakukanlah hal yang sebaliknya.

Karena ketika kita melawan itu semua, kita lakukan amal ketaatan , maka Allah akan tambahkan amal ketaatan kita.

Yang tadinya kita hanya ingin membaca Al Qur'an 1 halaman saja,

Tanpa kita sadari, kita keterusan membaca hingga 2-3 halaman.

Yang tadinya hanya ingin Sholat Sunnah ringan, tiba-tiba Sholat Sunnah yang kita lakukan kita perpanjang.

Yang tadinya ikut kajian ogah-ogahan, sepulang kajian kita malah tambah bersemangat 'tuk melakukan kebaikan.

Itulah balasan dari Allah jika kita berhasil melawan rasa malas, Allah akan tambahkan kebaikan kita.

Sungguh benar FirmanMu Wahai Tuhan kami,

(هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ)

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman : 60 )

✍🏼 Boris Tanesia

•┈┈•••✦✿✦•••┈┈•

Repost by :
🌀TEGAR DI ATAS SUNNAH
Grup Sharing Kajian Islam
Silahkan berbagi