Rabu, 01 Agustus 2018

Bagimu Ini Berkah, Bagi Kami Ini Musibah



Untuk judul-judul kajian yang @l@y atau persis seperti judul lagu, lirik lagu atau judul film, itu sejatinya adalah penurunan dan perendahan terhadap ilmu. Itu merupakan bentuk tasyabbuh dengan orang-orang fasiq atau orang-orang kafir. Mohon pemateri/ustadz selektif ketika disodorkan judul materi dari panitia atau EO. Dan syukurnya, EO semodel ini adanya di Jakarta. Bukan sekali atau dua kali melainkan berkali-kali begini.

Alasannya selalu caper untuk orang awam supaya tertarik ikut kajian. Demi melegalisir capernya, maka rela bertasyabbuh pada kefasikan. Seolah-olah, ilmu tidak punya izzah dan kewibawaan dari segi pemilihan judul. Ini justru mengurangi keberkahan, sekalipun nyatanyata hadirin banyak. Kalau menargetkan jumlah, itu bukan dakwah sesungguhnya. Itu dakwah tromol saja. Atau dakwah popularitas. Jelas?

Kalam semacam ini, substansinya, apakah sudah sampai ke EO-EO tersebut? Sudah. Sudah disampaikan keresahan ini oleh para ustadz kibar? Sudah. Sudah ditahdzir oleh ulama? Sudah.

Kenapa masih saja?

Karena itulah akibatnya kalau dai sedia diatur oleh EO dan panitia. Maka, selamat bertasyabbuh dengan simbol kefasikan. Masukkan judul lagu, potongan liriknya dan film ke masjid. Dan kita tanya ke EO nya:

"Afwan, ikhwah, apakah antum memang benar sudah berhijrah?"

Khuthuwat asy-Syaithan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar